Pengunjung

Sabtu, 05 Juli 2014

Essai (Lingkungan)



Merintihnya Paru-Paru Bumi    
oleh Dimas Haryo P.

Yang namanya lingkungan pasti tidak lepas dari kerusakan, dan yang namanya kerusakan pasti tidak lepas dari ulah atau perbuatan, dan yang namanya perbuatan pasti tidak lepas dari makhluk, dan yang namanya makhluk pasti tidak lepas dari manusia. Jika kita jadikan satu, maka kerusakan lingkungan dapat disebabkan oleh manusia.
            Kerusakan lingkungan kian marak karena hadirnya banyak teknologi, seperti kita lihat di kehidupan sehari-hari kita pasti melihat banyaknya pencemaran dan eksploitasi alam. Banyak manusia yang tidak mengira bahwa akibat dari teknologi bisa mengakibatkan pencemaran, eksploitasi alam, dan bencana alam. Hal ini menimbulkan kita sebagai subjek yang dikenai kegiatan pencemaran dan eksploitasi alam belum tersadarkan. Teknologi hadir untuk memermudah pekerjaan manusia, sehingga akibat adanya teknologi  ketika kita ingin mencari sesuatu, maka pekerjaan tersebut akan lebih mudah didapatkan. Hal ini telah terjadi dalam kegiatan eksplorasi alam. 
            Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat  tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982).
            Polusi memang banyak macamnya, dari  polusi udara hingga polusi suara. Sekarang, manusia tidak menghiraukan yang namanya kerusakan lingkungan yang terpenting adalah “asalkan kita dapat enak saja.” Hal ini membuat manusia tidak peduli akan  lingkungan. Semakin menusia egois akan kepentingan mereka sendiri, semakin lingkungan tidak terurus. Polusi bersifat perlahan demi perlahan merusak bumi. Banyak manusia yang melaksanakan kegiatan yang menimbulkan polusi santai saja. Meskipun manusia telah diingatkan melalui banyaknya bencana alam tetapi manusia tidak menghiraukan itu.
            Dari peristiwa eksploitasi kekayaan alam yang tak menyejahterakan masyarakat setempat, sehingga mereka berdemonstrasi, lalu terjadi konflik fisik antara mereka dan aparat keamanan, manakah yang termasuk kekerasan? Banyak orang dengan mudah akan menjawab konflik fisik tersebut. Eksplorasi kekayaan alam seperti itu akan lebih dilihat hanya sebagai kesalahan kebijakan atau paling banter kerakusan sejumlah oknum. Memang eksploitasi alam bertujuan untuk mendapatkan hasil olahan alam, tetapi jika manusia tidak memerhatikan regenerasi hutan, maka sama saja akan merusak alam juga nantinya.
            Tak khayal jika saat ini Indonesia mengalami sejumlah bencana alam yang amat luar biasa, seperti : banjir di sejumlah kota, gempa bumi di Aceh, tanah longsor dan sebagainya. Siapa yang patut disalahkan? Apakah pihak pemerintahan? Semua masyarakat Indonesialah yang bertanggung jawab akan kerusakan di setiap lini. Siapa lagi yang membuang sampah sembarangan, penebangan liar, melakukan aktivitas yang menghasilkan polusi besar-besaran jika tidak masayarakat kita sendiri.
            Sumber daya alam di Indonesia memang melimpah, saking melimpahnya kita mengambilnya pun juga sembarangan dengan eksploitasi secara besar-besaran. Nah,  menurut UU. No 23 tahun 1997 tentang undang-undang lingkungan hidup pasal 41 menyatakan bahwa siapapun yang melakukan perbuatan pencemaran lingkungan akan dihukum maksimal Rp 750.000.000,00  dan dipenjara selama maksimal lima belas tahun. Namun mengapa tidak ada tindakan yang tegas dari pemerintah? Jadi yang salah juga pemerintahan bukan ?
            Eksplorasi kekayaan alam yang berubah menjadi eksploitasi kekayaan alam tak akan pernah ditempatkan sebagai tindakan kekerasan. Begitu pula dengan perilaku lain yang tak menunjukkan keramahan pada alam, seperti menebang pohon dan membunuh satwa di hutan lindung, pembalakan liar atau illegal logging, pembuangan limbah pabrik ke sungai secara serampangan, pembuangan sampah secara sembarangan,  pencemaran udara, pemanfaatan kertas yang berlebihan, serta pembangunan gedung yang penuh dengan kaca.
            Dampaknya pun sangat luar biasa jika kita sebagai masyarakat Indonesia lalai akan hal seperti ini, meskipun sumber daya alam kita memang melimpah namun ketika kita mengeksploitasi alam lama kelamaan sumber daya alam kita tidak bisa memenuhi kebutuhan kita lagi, dampakl lain adalah maraknya bencana alam, seperti di awal tahun 2014 kita sudah dilanda banjir, tanah longsor dan gempa bumi. Jika manusia tidak sadar, tak khayal lagi bumi akan hancur atau kiamat, karena manusia lama-kelamaan cenderung bersifat kerusakan.
            Akibat dampak-dampak ini dapat membuat kekacauan, seperti lumpuhnya sistem pemerintahan Indonesia yang kelabakan mengurusi banyaknya bencana alam, lalu banyak penyakit yang menyerang masyarakat karena lingkungan yang kumuh. Dan yang paling fatal adalah bisa jadi jumlah kematian meningkat signifikan yang disebabkan kelalaian kita dan hancurnya kehidupan manusia.
            Kita tidak ingin kejadian seperti itu bukan? Oleh karena itu kelalaian yang disebabkan melakukan pencemaran dan eksploitasi alam saja bisa menyebabkan kematian, dan hancurnya bumi. Nah, apa salahnya kita memulainya dengan menyadarkan satu sama lain akan pentingnya lingkungan demi kehidupan kita bersama. Tuhan mengingatkan kita melalui bencana alam, seharusnya kita sadar dan terus berprilaku merawat lingkungan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar